Kamis, 31 Mei 2012

Pulang Kampung #5 (Terakhir)

Sepulangnya dari Maninjau, malamnya saya dan mama, diajak Tek Yus, adik mama yang tinggal di rumah Padang Panjang, beserta suaminya, Pak Etek Man, dan salah seorang anak perempuannya, Dian, untuk berkeliling di Pasar Padang Panjang. Tujuannya kali ini mencari beberapa kuliner yang menjadi incaran saya setiap pulang kampung yaitu Tahu Panas, Katan Durian, dan Martabak Telur. Semua makanan yang kami beli untuk dibawa pulang dan dimakan di rumah. Kali ini maaf saya tidak mempunyai fotonya karena terlalu "kalap" untuk memakannya :P

Tahu Panas terdiri dari mie kuning seukuran spageti disertai tahu, irisan kol yang sudah sedikit direbus, disiram oleh kuah kacang yang sepertinya ada campuran air kaldu. Tahu Panas ini dijual di RM Soto Laris di Pasar Padang Panjang persis sebelah RM Gumarang. RM Soto Laris juga menjual makanan lain seperti tentu saja sesuai namanya Soto Padang. Sayang sekali target kami kedua yakni Katan Durian tidak tersedia. Lalu, kami melanjutkan perjalanan mencari martabak telur yang terletak di belakang SMPN 1 Padang Panjang. Yang saya suka dari martabak telur di sini adalah dagingnya yang melimpah dan bumbunya yg lebih enak selain itu kuahnya juga rasanya pas, plus acarnya yang segar serta porsinya dibuat untuk per orang. Selesai membungkus martabak, kami sempat diajak berputar-putar sedikit melihat Padang Panjang di malam hari. Jalanan sebagian besar sepi, lampu hanya dari rumah penduduk dan mobil kami yang lewat. Selebihnya gelap dan udara di luar yang cukup dingin. Sampai di rumah, kami langsung "berjuang" menghabiskan semua makanan itu. Sebenarnya tidak hanya Tahu Panas dan martabak telur, tapi masih ada gorengan dan jagung manis rebus :P

Akhirnya sampai di hari ke-6 saya di kampung. Besoknya, Senin 14 Mei 2012, saya dan mama kembali ke Jakarta. Tek Yus, Pak Etek Man, dan Dian mengajak kami sore ini ke Payakumbuh. Sederhana saja, mengajak makan nasi goreng yang katanya enak di salah satu rumah makan di Payakumbuh. Hehehe... menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam "hanya" untuk makan nasi goreng :P Pagi dan siangnya, mama dan Tek Yus pergi ke pasar untuk berbelanja daging dan bumbu untuk membuat rendang dan dendeng untuk dibawa ke Jakarta serta oleh-oleh untuk adik mama yang di Cilegon, Tek Lis dan keponakan mama di Bandung, Uda Dani. 

Siangnya, Riri meng-SMS saya mengajak makan bakso di Pasar Padang Panjang. Langsunglah, saya, Riri, Dian dan adik Riri, Dicky pergi makan bakso di Pasar Padang Panjang, diantar Tek Yus dan Pak Etek Man yang kebetulan mau pergi kondangan dulu. Sampai di pasar, kami berputar dulu karena ada yang ingin dibeli oleh Riri dan Dicky. Setelah dapat semua barang yang ingin dibeli, kami lalu berjalan ke arah Bioskop Karya. Nah di pinggir bioskop itulah, terdapat warung kaki lima bernama Bakso Pak De. Kabarnya ini bakso terenak di Padang Panjang dan saya setuju dengan ini. Dari cerita Riri dan Dian, rupanya pemilik bakso ini adalah transmigran asal Jawa yang sudah lama menetap di Padang Panjang bahkan sudah beberapa generasi. Waktu memesannya pun menggunakan bahasa Minang. 

Bakso Pak De Padang Panjang

Selesai makan bakso, kami kembali dijemput Tek Yus dan Pak Etek Man. Ternyata mama sudah berada di rumah Pak Etek Kayo dan Tek Mam, maka kami menjemput mama di sana untuk langsung meneruskan perjalanan ke Payakumbuh. Payakumbuh ini terletak setelah Bukittinggi. Terdapat objek wisata yang juga sangat indah yaitu Harau di mana terdapat tebing-tebing dengan warna-warna alam yang cantik. Memang kali ini saya tidak ke sana karena hari sudah sore, tapi ini ada foto saya sekitar 3 tahun lalu.

Cantik yah Tebingnya
Rumah makan yang kami tuju bernama RM Minang Asli. Sesuai rekomendasi, kami memesan Nasi Goreng, Ayam Goreng dan minumnya Es Teler. Sedikit perbedaan dengan nasi goreng di Jakarta adalah warnanya yang agak kemerahan, terdapat sayur selada yang diiris-iris tebal serta dihidangkan bersama sebuah wadah kecil berisi kuah cuka bening yang di dalamnya terdapat potongan cabe rawit. 

Es Telernya beda sama yang di Jakarta

Nasi Goreng dan Ayam Goreng
Hampir maghrib, kami pulang ke Padang Panjang. Di perjalanan menuju Padang Panjang, setelah Bukittinggi, tepatnya di Koto Baru, Pak Etek Man menawarkan apakah mau mampir di Bika si Mariana. Akan tetapi, karena saya sudah sangat kenyang sebab porsi nasi goreng yang lumayan besar, saya kali ini "terpaksa" menolak. Bika si Mariana ini beda sekali dengan Bika Ambon. Bika si Mariana terbuat dari (tebakan saya) adonan yang merupakan campuran tepung, santan, dan gula putih yang dibakar di pembakaran mirip orang buat serabi. Bahan bakarnya adalah arang dari batok kelapa (lagi-lagi zero waste industry).

Sampai di rumah, kami menyesaikan packing terakhir. Besok pesawat jam 10.30 pagi dengan Lion Air. Kami berencana berangkat jam 7 pagi. Dan... karena berangkat Senin pagi, maka kami membawa oleh-oleh gulai kambing RM Gumarang seperti saya ceritakan di #1. Untuk mengantar kami ke bandara, mama sudah menelpon salah seorang keponakannya yang di Padang dan mengutus dua orang karyawannya untuk mengantar kami ke bandara. 

Menuju bandara, kami melewati kembali Air Terjun Lembah Anai. 

Air Terjun Lembah Anai

Sekadar sharing, sebenarnya masih banyak tempat-tempat wisata lain di Sumatera Barat. Di ibukotanya, Padang, terdapat objek wisata jembatan dan makam Siti Nurbaya, batu Malin Kundang, pantai-pantai, juga makan seafood di beberapa restoran di tepi pantai. Masih ada danau kembar di kabupaten Solok. Ada juga Istana Pagaruyung di Batusangkar. Dan... sejumlah tempat wisata kuliner. 

Ternyata hanya dalam waktu 1 jam, kami sampai di bandara. Untunglah pesawat kali ini tepat waktu. Sekian cerita perjalanan saya seminggu di kampung halaman. Saya dan mama kembali ke Jakarta untuk istirahat selama beberapa hari. Untuk kemudian, hari Jumat tanggal 18 Mei 2012-21 Mei 2012, kami jalan-jalan lagi ke tempat lain.


Tidak ada komentar: